Nama : PUTRI EKA AYU
NPM :
25212762
Kelas :
4EB20
BAB I
Pendahuluan Etika Sebagai Tinjauan
1.
Pengertian
Etika
Etika berasal dari kata Yunani ethos,
yang berarti ‘adat istiadat’ atau ‘kebiasaan’. Etika berkaitan dengan pola
hidup yang baik, baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat. Etika juga berkaitan
dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan
kebiasaan yang dianut dari satu orang ke seluruh masyarakat yang lain.
Etika dalam pengertian lain adalah
etika yang dimengerti sebagai filsafat moral, yaitu ilmu yang membahas atau
mengkaji nilai dan norma dalam moralitas. Etika ini dapat dirumuskan sebagai
refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma yang mengajarkan manusia
untuk berprilaku dan berpola hidup baik, dan mengenai masalah-masalah yang
mendasarkan pada nilai dan norma moral yang umumnya diterima oleh masyarakat.
2.
Prinsip-prinsip
Etika
Dalam
peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para pemikir telah
mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat.
Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide
agung (great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapat diringkas
menjadi enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu keindahan,
persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.
1)
Prinsip
Keindahan
Prinsip ini
mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap
keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan
dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam
berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih
bersemangat untuk bekerja.
2)
Prinsip
Persamaan
Setiap manusia
pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan
terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta
persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang
tidak diskrminatif atas dasar apapun.
3)
Prinsip
Kebaikan
Prinsip ini
mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan
nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu
orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik,
karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya.
Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.
4)
Prinsip
Keadilan
Pengertian
keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap
orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini
mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil
sesuatu yang menjadi hak orang lain.
5)
Prinsip
Kebebasan
Kebebasan dapat
diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak
sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi
manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang
lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab
sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain.
6)
Prinsip
Kebenaran
Kebenaran
biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang
logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran
itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat
diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
3.
Basis
Teori Etika
a.
Etika Teleologi
Teologi berasal
dari kata Yunani, telos = tujuan, berarti mengukur baik buruknya
suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau
berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Dua aliran etika
teleologi :
1)
Egoisme Etis
Inti pandangan
egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk
mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan
tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan
dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung
menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan
semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
2)
Utilitarianisme
Berasal dari
bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini
suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai
keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk
menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the
greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
Utilitarianisme , teori ini cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, karena
cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat yang dimaksudkan
utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau
kredit dan debet dalam konteks bisnis.
b.
Deontologi
Istilah
deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban.
‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’,
deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita
dan karena perbuatan kedua dilarang’. Yang menjadi dasar baik buruknya
perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks
agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting. Ada tiga
prinsip yg harus dipenuhi :
a. Supaya
tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan
kewajiban.
b. Nilai
moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan
itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu
sudah dinilai baik.
c. Sebagai
konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
Bagi
Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sbg perintah tak bersyarat (imperatif
kategoris), yg berarti hukum moral ini berlaku bagi semua orang pada segala
situasi dan tempat. Perintah Tak Bersyarat adalah perintah yg
dilaksanakan begitu saja tanpa syarat apapun, yaitu tanpa mengharapkan
akibatnya, atau tanpa mempedulikan apakah akibatnya tercapai dan berguna
bagi orang tsb atau tidak.
c.
Teori Hak
Dalam pemikiran
moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak
dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau
perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori
deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban
bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia
dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana
pemikiran demokratis.
d.
Teori Keutamaan
(Virtue)
Teori ini
memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu
perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Sedangkan
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang
telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah
laku baik secara moral.
e.
Teori Keutamaan
Keutamaan yang
harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut: kejujuran, fairness,
kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain
dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih di antaranya. Fairness :
kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan wajar
dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu
transaksi.
Keutamaan-keutamaan
yang dimilliki manajer dan karyawan sejauh mereka mewakili perusahaan, adalah:
Keramahan, Loyalitas, Kehormatan dan Rasa malu. Keramahan merupakan inti
kehidupan bisnis, keramahan itu hakiki untuk setiap hubungan antar
manusia, hubungan bisnis tidak terkecuali.
Loyalitas
berarti bahwa karyawan tidak bekerja semata-mata untuk mendapat gaji, tetapi
mempunyai juga komitmen yang tulus dengan perusahaan. Kehormatan adalah
keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka terhadap suka dan duka serta
sukses dan kegagalan perusahaan. Rasa malu membuat karyawan solider dengan
kesalahan perusahaan.
4.
Egoism
Egoisme
ini tidak memandang kepedulian terhadap orang lain maupun orang banyak pada
umunya dan hanya memikirkan diri sendiri.
Egoisme
etika terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1) Egoisme etis
Satu-satunya
tolok ukur mengenai baik buruknya suatu tindakan seseorang adalah kewajiban
untuk mengusahakan kebahagiaan dan kepentingannya di atas kebahagiaan dan
kepentingan orang lain. Egoisme etis cenderung menjadi Hedonistis, artinya
menekankan kepentingan dan kebahagiaan pribadi berdasarkan hal yang
menyenangkan dan mengenakan sedangkan hal yang tidak mengenakan harus
dihindari.
2) Egoisme Psikologis
Pandangan
bahwa semua orang selalu dimotivasi oleh tindakan, demi kepentingan dirinya
belaka. Disebut psikologis karena terutama mengungkapkan bahwa motivasi
satu-satunya dari manusia dalam melakukan tindakan apa saja adalah untuk
mengejar kepentingannya sendiri. Bahkan dengan sinis egoisme etis menyatakan
“omong kosong jika manusia punya motivasi lain yang luhur selain mencari
kepentingan pribadi.”
5.
CONTOH
KASUS
TUBAN -
Konser Bondan Prakoso dan Fade Two Black, dalam rangka peringatan Hari Pendidikan
Nasional di lapangan Desa Bogorejo, Kecamatan Merakurak, Tuban, Jawa Timur,
Sabtu (12/5/2012) siang kemarin ricuh. Salah satu acara dalam rangkaian
peringatan Hardiknas yang di hadiri oleh Menteri Pendidikan Nasional dan
Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh ini, mendadak menjadi ajang adu jotos antar
sesama penonton.
Tampilnya
Bondan Prakoso dan Fade Two Black ini merupakan salah satu rangkaian acara
peringatan Hardiknas. Acara ini juga dihadiri oleh Mendikbud Muhammad Nuh dan
Bupati Tuban, Fathkul Huda. Untungnya, Mendiknas tak melihat aksi tawuran, karena
sudah meninggalkan acara.
Acara
hiburan yang di hadiri oleh para pelajar ini menjadi ajang adu jotos antar
sesama penonton. Adu jotos ini di picu akibat saling senggol antar penonton.
Sejumlah
petugas polisi yang berjaga di lokasi, langsung menangkap sejumlah penonton dan
mengeluarkannya dari lapangan. Upaya ini di lakukan agar aksi tawuran tidak
meluas.
Meski
pihak panitia telah memberikan himbauan untuk tertib, bahkan Bondan Prakoso
juga sempat menghentikan aksinya, dan menyarankan agar penonton tidak tawuran,
tidak di gubris.
Aksi
tawuran terjadi berulang kali dan sedikitnya tujuh kali tawuran terjadi, polisi
pun tak segan-segan memukuli para pembuat kericuhan ini saat berhasil
menangkapnya, dan dibawa ke samping panggung. Untuk membubarkan aksi tawuran,
petugas pemadam kebakaran yang berada di lokasi juga langsung menyemprotkan air
ke tengah penonton.
Aksi
adu jotos tersebut terjadi berulang kali hingga acara hiburan ini berakhir.
Seorang penonton perempuan pun jatuh pingsan, dan langsung di evakuasi oleh
polisi ke belakang panggung.
Dalam
aksinya Bondan Prakoso dan Fade Two Black menyanyikan tujuh single hit yang
sudah tenar seperti ya sudahlah, kita untuk selamanya dan juga single yang
lain.
Tanggapan :
Menurut saya dari contoh kasus di atas dapat dikelompokkan menjadi
salah satu kasus etika di masyarakat. Contoh kasus di atas tersebut terdapat
aksi tawuran yang di lakukan pala penonton konser yang mayoritas adalah para
pelajar. Dalam hal ini aksi tawuran justru tidak baik. Oleh karena itu para
penonton yang mayoritas adalah para pelajar sebaiknya memiliki sikap etika yang
baik, sehingga konser akan berjalan dengan lancar.
Sumber :
Sukrisno Agus & I cenik Ardana.
2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat.
Isnanto, R. Rizal. 2009.
Buku ajar etika profesi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar