Mungkin
menurut masyarakat awam, kuliah di jurusan akuntansi selalu membahas tentang
uang, padahal kenyataannya tidak. Secara bahasa, akuntansi merupakan proses
mencatat, mengklasifikasi dan merangkum informasi finansial yang berkaitan
dengan semua transaksi dan kejadian di perusahaan serta menyajikannya untuk
dipahami oleh penggunanya, baik pihak internal (manajer), maupun eksternal
(pemegang saham, calon investor, dll). Di jurusan akuntansi ini juga dapat di
katakan sebagai tempat berkumpulnya orang orang tau diri. Yang artinya adalah
kunci utama kesuksesan adalah ketika kita tahu siapa diri kita, apa kemampuan
kita dan apa keterbatasan kita. Dengan mengetahui siapa kita sebenarnya maka
akan di dapat suatu strategi yang tepat dalam meningkatkan prestasi
kita dimasa yang akan datang.
Berdasarkan
survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) RI, tingkat
penggangguran terbuka (TPT) pada tarikh Februari 2013 mencapai 5,29% di mana
jumlah pengangguran terbuka sebanyak 7 .170. 523 orang dengan latar
belakang pendidikan dari universitas hingga yang tidak/ belum pernah sekolah.
Ini sungguh mencengangkan sebab tidak diimbangi dengan jumlah lapangan kerja
yang memadai. Teruknya lagi pengembangan kawasan bisnis, niaga, dan
pemerintahan terpusat di pulau Jawa saja khususnya di provinsi DKI Jakarta. Mau
tidak mau, pencari kerja harus betul-betul membekali diri dengan ilmu teori dan
praktik secara mendalam dan memiliki ketekunan dalam berusaha. Lain halnya
dengan lulusan yang berpotensi sebagai pencipta lapangan kerja.
Seperti yang dijelaskan oleh Dewan Pengurus Nasional Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), adanya tantangan dengan berlakunya MEA bagi Akuntan di
Indonesia yaitu serbuan tenaga akuntan profesional asing ke Indonesia. Jika
Akuntan Profesional Indonesia tidak siap maka akan hanya memperoleh jatah
sebagai akuntan pinggiran. Tantangan bagi ASEAN diantaranya persiapan
implementasi ASEAN MRA on Accountancy Services, harmonisasi kualifikasi/profesi
akuntan ASEAN dan komitmen untuk mencapai tujuan pergerakan bebas barang dan
jasa di tahun 2015. Tantangan bagi Organisasi Profesi diantaranya adopsi dan
penerapan standar profesi dan best practices, meningkatkan kualitas
sertifikasi profesi dan jumlah akuntan sebagai anggota, mempersiapkan
infrastruktur pelaksanaan MRA. Tantangan bagi Akuntan diantaranya pemahaman
atas standar profesi, akuntansi, audit, dan bidang terkait yang berlaku secara
global, peningkatan kualitas individu untuk bersaing secara regional dan
global.
Untuk menghadapi persaingan yang cukup ketat, Akuntan
harus memperkuat regulasi profesi akuntansi; Mendorong masyarakat Indonesia
untuk memperoleh sertifikat profesi akuntan (CA Indonesia); Mendorong
masyarakat Indonesia meningkatkan kemampuan komunikasi di lingkup internasional
(penguasaan bahasa Inggris &soft skill); Meningkatkan
profesionalisme akuntan Indonesia; Kerja sama antara sesama asosiasi profesi
akuntansi di Indonesia dan kerjasama dengan asosiasi profesi akuntansi negara
lain; Sinergi seluruh pihak yang berkepentingan dengan profesi akuntansi,
seperti regulator, akademisi, praktisi, asosiasi profesi, dan pengguna jasa.
Sumber
:
Tulisan ini untuk memenuhi Tugas
Softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama : P.E.Ayu
Dosen : Jessica Barus, SE, MMSI.
Universitas Gunadarma